Sunday, October 28, 2007

Ikrar Pemuda

Satu Bangsa,Satu Tanah Air,Satu Bahasa
INDONESIA


Dahulu Kaula muda bangsa bersumpah
Hari ini mereka masih bersumpah
Esok?

Semoga pemuda bangsa tetap setia
pada ikrar yang telah diucapkan.



Serba-Serbi Pemuda,6

Identitas Pedagang KL

Namaku Mas
Gelar dibelakang namaku PKL
Pekerjaan utamaku menggoreng nasi
Mobilku sebuah gerobak
Dapur tempat aku memasak sebuah gerobak pula
Klaksonku sepotong kayu dan sebatang bambu pendek
Restoran tempat aku menjual sebuah tempat di bawah langit
Pelangganku adalah penghuni gang-gang yang padat penduduknya
Upahku dibayar para pembeli
Nafkahku cukup untuk menghidupi keluarga dan
untuk meneruskan bisnisku
Hobiku memperagakan kemahiran menggoreng nasi
Mottoku: Takdir perlu diterima dan disyukuri.

Serba-serbi Pemuda 2007,5

Wajah Tatakrama Sekian Pudar

Aku orangnya Individualist
Aku tidak suka repot dengan orang lain
Aku juga tidak suka diriku diurus orang lain
Sejak dahulu memang beginilah diriku,
Kata seorang pemuda bangsa.

Aku orangnya Individualist
Kapan aku keluar masuk kos,
bukan urusanmu.
Apa yang aku kerjakan,
bukan urusanmu,
Siapa yang hendak kupamiti
Saat aku pergi meningalkan kos
dan siapa yang hendak kusalami
saat kembali ke kos,
bukan urusanmu.

Aku orangnya Individualist
Aku calon serjana masa depan
Aku sudah dewasa untuk mengurus diriku
Aku tahu apa yang kau sebut Tatakrama kok!.
Dan,
Kala ia berkata bahwa ia tahu
Apa itu Tatakrama,
Butiran air mata dewi padi
Tumpah membasahi nusa ini.

Serba-Serbi Pemuda 2007,4

Maafkan Daku Bunda

Sore itu pukul 10.28, Hp Muti Bot berdering dan dilayar muncul sederetan nomor yang tidak dikenal. Namun 2 angka depan +60, menunjukan bahwa sipenelepon berada di negeri tetangga Malaysia.
- Hello, mat sore. Ini dengan siapa?
- Ini dengan Mikhael .
- Mikhael.Anda berasal dari mana?
- Dari Noera. Ini saya bicara dengan siapa?
- Dengan Muti Bot. Dari mana atau dari siapa anda mendapatkan nomor ini?
- Oh saya mendapatnya dari teman dan saya hanya mencoba apakah nomor ini masih aktif atau tidak. Nama lengkapmu siapa dan dari mana asalmu. Bisa kenalan ko nona?( Ujar Mikhael seolah memaksa ingin tahu lebih mengenai diri Muti Bot).
Mendengar jawaban ini, Muti langsung menutup ponselnya. Pada awalnya Muti tidak peduli, namun mengingat bahwa si penelepon tadi adalah sedaerah dengannya, maka ia memberanikan diri untuk menulis dan mengirimkan sebuah pesan kepadanya. Beginilah dia menulis.
-Saudara Mikhael Anda dari Noera? Tapi anda telepon dari Malaysia. Anda TKI disana?. Ingat! Sekali anda meninggalkan Indonesia untuk bekerja di nagara lain, Di sana anda adalah seorang duta bangsa.Oleh karena itu bersikaplah lebih sopan saat menelepon orang yang tidak anda kenal. Salam Ibu Muti Bot dari Nia Nuti.
Sesaat sesudah SMS itu terkirim, Mikhaelpun membalasnya. Beginilah Ia menulis:
-Saya minta maaf sebanyak-banyaknya karena tadi say telah bersikap kurang sopan terhadap ibu. Sekali lagi saya mohon maaf.
-Oh anak ini rupanya anak yang baik kata Muti Bot dalam hatinya.
Kini giliran Muti Bot untuk mengetahui lebih mendetail mengenai Identitas Mikhael, dengan motivasi untuk menasihatinya jika ternyata Si Mikhael ini sedaerah dengannya karena banyak pula saudara-saudara Muti Bot yang bekerja disana.Oleh karena itu, Muti Bot menulis lagi:
- Ya. Anda saya maafkan. Semoga anda sukses dengan tugasmu disitu dan jangan lupa membantu keluarga di Kupang ya?oya, kalau boleh tahu, anda berasal dari Noera bagian mana? Saya juga orang
Noera.
Mengetahui bahwa Ibu Muti Bot ini juga orang Noera, maka Mikhael langsung menelepon lagi. Kini ia lebih sopan dalam cara bicaranya dan lebih terbuka untuk menjawab setiap pertanyaan yang diajukan Muti atas dirinya.Di akhir perbincangan selama kurang lebih 15 menit itu, kedua-duanya berbahagia karena ternyata mereka berasal dari daerah yang sama, bahkan Muti mengenal orang tuanya Mikhael. Mikhael bahkan bahagia dan berterima kasih karena telah mendapatkan masukan-masukan yang meneguhkan dari Muti dan karena dia juga dapat berbincang-bincang dalam bahasa daerah yang jarang dia gunakan sejak dia meninggalkan kampung halamannya Noera 3 tahun lalu.
Muti Bot, sejenak sesuah percakapan itu, ia menarik nafas legah dan bangga kerena masih ada anak bangsa yang tahu meminta maaf dan berterima kasih kepada sesama.

Serba-Serbi Pemuda 2007,3

Nyanyian pedagang KL

Dari subuh hingga petang
Bersemangat mendorong mobil
Menyelusuri setiap lorong langit
Tempat aku mengais rejeki.

Meski sekujur tubuh dibasahi keringat
Lelah tak terkeluhkan
Senyium ceriah menghiasi wajah
Kala tugas diemban.

Takdir perlu diterima
Takdir jika disyukuri
Maka semangat terpacu
Dalam menatap masa depan.

Reff:
Bangga aku disapa pedagang KL
Bangga aku melayani sesama.
Syukur aku mendapat rejeki
Dari tetesan keringat sendiri.

Serba- Serbi Pemuda 2007,2

Masih Adakah Toleransi Di Negeri Ini?

Saat itu bulan puasa.
Kala subuh datang menyapa,
Beduk mesjid berbunyi,dan
Terdengar pula bunyi suara
Yang berseru:
Sahur yo sahur
dan
Mereka yang menjalankan puasa
Bangun untuk memulai sahur paginya.
Sahur itu diselingi dengan bincang subuh yang ramai.
dan
Sebulan penuh
Insan yang tak menjalankan puasa
Seolah diwajibkan untuk menikmati
Serba-serbi kehidupan subuh
Karena
Pemuda jaman ini
Nampaknya telah lupa akan apa
Yang mereka sebut
TOLERANSI.

Serba-serbi Pemuda 2007, 1

Generasi Yang Berpotensi

Hari itu minggu pertama bulan Oktober.
Di radio Sesando 90.3 Fm,
Derdengar suara seorang bocah
Menelepon pengacara.
- Hello ini dengan adik siapa?
- Dengan adik Nina
- De Nina keals berapa?
- Kelas I SD
- Ade mau nyanyi atau mau minta lagu?
- Mau nyanyi.
- Mau nyanyi lagu apa?
- Mau nyanyi lagu kasih yesus.
- Baiklah de, silahkan nyanyi.
Si cilikpun mulai melantunkan suaranya dengan begitu merdu dan bersemangat
hinga siapapun yang mendengarnya tak mungkin mengira bahwa Si cilik ini masih sangat muda usianya.Sesudah Nina selesai bernyayi, penyiar lalu memberikan pujian dan terus bertanya:
-Wah de Nina, suaramu begitu merdu.Sudah lama bernyanyi?
-Sudah.Sejak Nina berumur 3 tahun. Jawabnya penuhenyakinkan seyogyanya seorang
yang sudah terbiasa diwawancarai.
- Apakah De sering mengikuti lomba menyanyai?
- Ya sering sekali.
- Pernah mendapat piala?
- Ya.
- Sudah berapa piala yang sudah de Nina peroleh?
- 30 piala.
- Wah hebat sekali ade.Baiklah!
Semoga de Nina selalu diberkati Tuhan dan sukses dalam hidup.
Mendengar wawancara diatas, pendengar yang mendengar wawancara itupun turuf kagum atas apa yang dimiliki Si cilik Nina. Maka ia berkata dihatinya:Syukurlah! Masih ada anak bangsa yang berpotensi. Semoga talenta yang dimiliki terus dikembangkan untuk kemuliaan Tuhan, kemakmuran bangsa dan kebahagiaan masyarakat bangsa.