Thursday, November 29, 2007

Mama’s Little Princess

The young mama with the
sound of splashing water on stones
is washing cloths at the river bank.
Occupying with her service,
pays no attention to her dear one.
The little Princess amazed by the shining
flowing water that transparently seen,
walks into it and slowly- - -slowly sinks.
The little princess with her hands
on the savoir stone cries out,
Then comes the live savior.

Yogyakarta, November 22,2007

Dancing along the road

Along the unsmooth road
Passed the doves in colorful woven garments
The two gay doves were escorted by congregation
On their way home after the holy service

Along the stony road
The classical guitar is played
Joyous songs are sung
For the amusement of the doves

Along the taught road
Four village’s adored daughters
Holding in their hands
Pairs of white handkerchiefs

Along the winding road
They moved in harmony
They moved rhythmically
They moved magnificent

Along the road long
Denizens’ eyes admired the doves
Yet, the adored daughters were
lively admired and praised.

Yogyakarta; November 21, 2007



Looking For You

To the sea bottom we dive
To the mountain top we climb
To the road end we walk
To the sky high we fly
To the wild forest we see


For contentment we desire
For truth we look
For peace we wish
For love we plead
For freedom we fight
Mother land do you have them still?
Dispenses them with us if
You are dear to us still.

Yogyakarta; November 15, 2007

Riit Bot Môra

Sin nak ho onro Kaun Laktaru
Sin nak ho onro Kaes Âna
Sin nâkana ko nak reana bot moro
Sin nâkana ko nak Muit Lolon
Sin nâkana ko nak tai noan

Riit,
Sin nâkana ko humu-humu

Sin takeak ho kanma
Sin â naiti ko
Be, Muiti kok ho matma, mam tiut
Mûneak kok ho nanma, ma mum nau

Rais mâtane naenun.
Tan sâ sin â onro naen?


Pah Yogyakarta; 17-11-2007

Demi Dia, Aku Rela

Lelah tak kau hiraukan
Lautan api kau langkahi
Lapar, haus dan perih kau tahan
Letusan senjata dan bom tak kau takuti
Meski tubuh bermandikan darah, tak kau peduli
Meski sahabat terkapar di tanah terpaksa kau lewati
Demi meraih sebuah mimpi suci
Demi mempertahankan sebuah nama
Demi memperjuangkan bumi pertiwi
Demi kemerdekaan nusa dan bangsa
Demi Dia Indonesia
Kau rela berkorban.
Semua jasa muliamu
Selamanya terkenang
Dalam nurani anak-cucu
Yang bangga menyapamu
KUSUMA BANGSA

Yogyakarta;10 November 2007

Anda Gusar, Aku Bersenda Gurau

Lama sudah wajahnya gusar
Tak ada senyium
Tak ada tawa.
Lama sudah wajah pertiwi gusar
Keawetan parasnya terkuras usang
Disengat terik mentari tak bersahabat
Namun, hari ini
Kala wajah angkasa nampak sendu
dan meneteskan air mata pilu,
Pertiwi bangkit bersorak
Dan pesona wajahnya
Kembali memancarkan keayuan
Lantaran bermandikan air mata surgawi.

Yogyakarta;1 November 2007

Tertusuk Cemeti

Setahun sudah tak dimanjakkan
Sidia yang berseragam putih.
Hari ini di kamar 109,
Si Manja duduk menanti.
Nampaknya begitu kalem
Seakan kuat mendekap fakta
Namun,
Pikirannya kalut
Penuh seribu tanya.
Ada apa denganmu Manja?
Manja lalu angkat bicara.
Mendengarnya, sang tabib
mengganggukan kepala faham
Kemudian,
Simanja merentangkan sekujur tubuh pasrah
Dan...sekejap ia meraung histeris
Auuuuuuuuuuuuuuuu
Ternyata Ia tertusuk cemeti.

Yogyakarta;20 Oktober 2007