Sunday, October 28, 2007

Serba-Serbi Pemuda 2007,4

Maafkan Daku Bunda

Sore itu pukul 10.28, Hp Muti Bot berdering dan dilayar muncul sederetan nomor yang tidak dikenal. Namun 2 angka depan +60, menunjukan bahwa sipenelepon berada di negeri tetangga Malaysia.
- Hello, mat sore. Ini dengan siapa?
- Ini dengan Mikhael .
- Mikhael.Anda berasal dari mana?
- Dari Noera. Ini saya bicara dengan siapa?
- Dengan Muti Bot. Dari mana atau dari siapa anda mendapatkan nomor ini?
- Oh saya mendapatnya dari teman dan saya hanya mencoba apakah nomor ini masih aktif atau tidak. Nama lengkapmu siapa dan dari mana asalmu. Bisa kenalan ko nona?( Ujar Mikhael seolah memaksa ingin tahu lebih mengenai diri Muti Bot).
Mendengar jawaban ini, Muti langsung menutup ponselnya. Pada awalnya Muti tidak peduli, namun mengingat bahwa si penelepon tadi adalah sedaerah dengannya, maka ia memberanikan diri untuk menulis dan mengirimkan sebuah pesan kepadanya. Beginilah dia menulis.
-Saudara Mikhael Anda dari Noera? Tapi anda telepon dari Malaysia. Anda TKI disana?. Ingat! Sekali anda meninggalkan Indonesia untuk bekerja di nagara lain, Di sana anda adalah seorang duta bangsa.Oleh karena itu bersikaplah lebih sopan saat menelepon orang yang tidak anda kenal. Salam Ibu Muti Bot dari Nia Nuti.
Sesaat sesudah SMS itu terkirim, Mikhaelpun membalasnya. Beginilah Ia menulis:
-Saya minta maaf sebanyak-banyaknya karena tadi say telah bersikap kurang sopan terhadap ibu. Sekali lagi saya mohon maaf.
-Oh anak ini rupanya anak yang baik kata Muti Bot dalam hatinya.
Kini giliran Muti Bot untuk mengetahui lebih mendetail mengenai Identitas Mikhael, dengan motivasi untuk menasihatinya jika ternyata Si Mikhael ini sedaerah dengannya karena banyak pula saudara-saudara Muti Bot yang bekerja disana.Oleh karena itu, Muti Bot menulis lagi:
- Ya. Anda saya maafkan. Semoga anda sukses dengan tugasmu disitu dan jangan lupa membantu keluarga di Kupang ya?oya, kalau boleh tahu, anda berasal dari Noera bagian mana? Saya juga orang
Noera.
Mengetahui bahwa Ibu Muti Bot ini juga orang Noera, maka Mikhael langsung menelepon lagi. Kini ia lebih sopan dalam cara bicaranya dan lebih terbuka untuk menjawab setiap pertanyaan yang diajukan Muti atas dirinya.Di akhir perbincangan selama kurang lebih 15 menit itu, kedua-duanya berbahagia karena ternyata mereka berasal dari daerah yang sama, bahkan Muti mengenal orang tuanya Mikhael. Mikhael bahkan bahagia dan berterima kasih karena telah mendapatkan masukan-masukan yang meneguhkan dari Muti dan karena dia juga dapat berbincang-bincang dalam bahasa daerah yang jarang dia gunakan sejak dia meninggalkan kampung halamannya Noera 3 tahun lalu.
Muti Bot, sejenak sesuah percakapan itu, ia menarik nafas legah dan bangga kerena masih ada anak bangsa yang tahu meminta maaf dan berterima kasih kepada sesama.

1 comment:

Joe said...

I was so touched by its story which at the end left readers with a very significant message.Thanks for writer.Joe